MUHAMMADIYAH- berawal dari sebuah keglisahan seorang pegawai keraton di Yogyakarta, Muhammad Dharwis terhadap Islam. Pada saat Itu islam memang sudah berkembag di Indonesia sejak abad ke-12 Hijriah, islam mulai berkembang di tanah Nusantara, hingga kepelosok tanah Jawa.
Pada saat itu memang sudah berkembang di tanah jawa, tapi dalam pelaksanaan ibadahnya muslim pada saat itu masih bercampur-aduk dengan bentuk-bentuk kemusyrikan ataupun kekufuran. Atas dasar itu Muhammad Dharwis ingin mengembalikan ajaran Islam kaum muslimin pada dasar pedoman ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah. Atas dasar itu Muhammad Dharwis mencoba mencari kebenaran dengan menuntut Ilmu ke timur tegah sekaligus perjalannya dalam melaksanakan ibadah Haji di Tanah Suci, Makkah guna mendalami ajaran Islam. Banyak pengetahuan yang dia dapat terutama dalam bidang agama.
Sepulangnya Muhammad Dharwis dari studinya di Timur Tengah, dia
memang benar-benar ingin mengabdikan dirinya untuk Islam. Mulai dari perubahan
namanya menjadi Ahmad Dahlan sampai dakwah dan pengajaran-pengajarannya yang
memang bercorak modernis tetapi Islamis. Walaupun pada mulanya ajaran yang dia
sampaikan ditolak oleh orang-orang disekitarnya, namun semangat pembaharuan dan
pemurnian aqidahnya tak pernah terpatahkan.
Dengan berlandaskan Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 104:
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$#
“Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.”
Dengan berlandaskan ayat diatas, pada 18 November 1912 yang
bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330, KH Ahmad Dahlan mendirikan sebuah
organisasi gerakan dakwah yang bertujuan kepada pemurnian aqidah sesuai
Al-Qur’an dan As-sunnah. Untuk senantiasa menyeru manusia khususnya umat muslim
disekitar Kauman Yogyakarta, utuk melakukan kebajikan dan kebaikan ataupun utuk
beribadah haya kepada Allah SWT. Dan mencegah dari segala bentuk kemunkaran
khususnya kesyirikan, bid’ah, takhayul dan Khurofat yang menjadi penyakit
masyarakat islam pada saat itu.
Dia mengusung nama Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan
dakwahnya tersebut. Kata ataupun terma Muhammadiyah diambil dari nama Nabi
Muhammad SAW, yang berarti pegikut Nabi Muhammad, yang bermaksud untuk
menisbahkan atau menghubungkan dengan
ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Yang bersumber pada Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Dengan nama itu pula dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung
organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad SAW,
yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai
yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya
dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang koridor-koridor agama Islam. Dengan
demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan
umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. Sebagimana sabda Rasulullah yang
artinya:
“Sesungguhnya telah kutinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian
tidak akan tersesat apabila memegang teguh (berpedoman) atas keduanya, yaitu
Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.”
Yang menjadi tujuan utamanya sebagai pemurniaan ajaran islam, dalam
bidang Tauhid, K.H Ahmad Dahlan ingin
membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah,
membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan
kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam.
Sedangkan dalam langkah pembaruan yang bersifat modernis ialah dalam merintis
pendidikan modern yang memadukan pelajaran agama dan umum.
0 coment�rios: